tiba-tiba saja kau bertanya di stasiun mana aku sedang menunggu.
tak kuduga kau tergugah juga sms isengku beberapa bulan yang lalu
aku memang masih di stasiun itu
tempat aku tak pernah jemu-jemu
terus menunggu
dan tak perlu aku kisahkan kembali harubiru masa dulu
di sinilah tempat untuk menunggu
tapi jangan, jangan sekali-kali dikau bayangkan
stasiun tempatku kini menunggu
seperti stasiun-stasiun kota
di mana kereta selalu datang pergi tepat waktu
datang begitu cepat dan secepat itu pula segera berlalu
bayangkanlah aku yang perempuan dan perawan
menunggu berhari-hari berbulan-bulan
sampai rambut jadi beruban
menunggu berhari-hari berbulan-bulan
sampai bangku peron jadi karatan
o, tapi apalah peduliku
berhari-hari berbulan-bulan
menunggu sampai rambut jadi beruban
toh mereka, juga dikau, tak pernah tahu
aku sedang menunggu kereta yang menjemputku PULANG
margonda, 2005
margonda, 2005
SMS Oneng
dengan sinis kau mengejekku
kamu seperti filsuf. kamu seperti sufi
kamu seperti ahli tasauf. kamu sok seperti nabi
kamu sebetulnya sedang menimba apa?
agama kamu bisa. sastra kamu juga biasa
dan matematika kamu tak percuma
tapi politik kau singkirkan karena kau bilang takut jadi gila
ah, kamu seperti oneng!
kututup sms darimu. kupejamkan mata. lalu tersenyum dan geli di dalam hati
oneng? gumamku
lalu kutulis sms membalas ejekan lucumu itu:
oneng yang mana?
tetangga sebelah rumahku namanya oneng
teman ibuku yang sibuk di pkk dan posyandu namanya oneng
guru sosiologiku di sma dulu cantik sekali
dan banyak murid lelaki kesemsem jatuh hati padanya, namanya juga
bu guru oneng
teman kostku dulu juga oneng
aku cemburui gadis yang pernah merebut kekasihku, namanya pun oneng
cut nya’ dien, martina marta tiahahu, ibu kita kartini putri sejati, madam theresia,
ibu tien, margareth teacher, madam hilary clinton, ratu elizabeth, corazon,imelda,
semua sama: oneng juga
ken arok si maling brandal pencoleng kampung yang jadi raja singosari itu,
kamu tahu? nama ibunya kamu tahu? juga oneng!
bahkan janda tunggul ametung yang kemudian dikawininya itu juga bukan ken dedes, melainkan oneng!
ibunda osama bin laden, nurdin m. top, dan azahari: juga oneng!
kuterima dengan senang hati kau sebut diriku oneng
karena aku memang oneng
janga-jangan kamu juga oneng
ibumu juga oneng
nenekmu juga oneng
oneng!
oneng duduk di kelas satu
oneng mengajar kelas satu
oneng murid oneng. oneng guru oneng
oneng menjadi murid
oneng menjadi guru
oneng menjadi kepala sekolah
oneng menjadi komite sekolah
oneng menjadi penilik
oneng diajar oneng. oneng diawasi oneng
oneng semua oneng
oneng
oneng
margonda 2005
No comments:
Post a Comment